Sikap Seorang muslim kepada Pemimpin-nya


Assalamu'alaikum wr wb


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

Bagaimana kehidupan Islam di indonesia?

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa indonesia menempati posisi pertama dengan penduduk islam terbesar di dunia.


Lalu apakah indonesia menerapkan sistem islam? Jawabannya tidak, indonesia adalah negara demokrasi yg menerapkan sistem presidensil yang secara de facto seharusnya mementingkan kepentingan rakyat ,memihak rakyat dan mensejahterakan rakyat.

Apakah indonesia menerapkan hukum islam/ Syar'i? Jawaban nya tidak.indonesia tidak menerapkan hukum islam walaupun mayoritas penduduk indonesia beragama islam.

Apakah indonesia dipimpin seorang muslim?iya Indonesia dipimpin seorang muslim.Apakah dia dzalim kpd mu?Kalian bisa menjawab sendiri.

Sebagai muslim seharusnya kita patuh terhadap pemimpin-nya, dalam hal ini pemimpin kita haruslah seorang muslim, biarpun dia berbuat dzalim kepada kita,"Hey..kenapa kita harus patuh kepada orang yang mendzolimi kita?"
Tapi ketahuilah,jika bukan Allah dan Rosulullah yang memerintah aku juga tidak akan patuh.

Berikut dalil yang membenarkan bahwa kita harus taat kepada pemimpin.
Dalil ke 1

وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكَ عَبْدٌ

“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)

Dalil ke 2

- Mentaati Pemimpin dalam Kebajikan

Ta’at kepada pemimpin adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al Kitab dan As Sunnah. Di antaranya Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’ [4] : 59)

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di sini tidaklah datang dengan lafazh ‘ta’atilah’ karena ketaatan kepada pemimpin merupakan ikutan (taabi’) dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seorang pemimpin memerintahkan untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka tidak ada kata menta'ati.



Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».

“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Lalu bagaimana jika kita mempunyai pemimpin seprti diatas?

Dalil ke 3

Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah)

Dalam rangkuman diatas sudah semestinya kita patuh kepada pemimpin muslim selagi pemimpin tersebut tidak mengajak kedalam maksiat.

Pemimpin yang mengajak maksiat maka kita tidak wajib patuh.
Sesuai dalil dibawah :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ ، فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ

“Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144)


Dan tidak lama lagi kita akan memilih pemimpin untuk Negara Indonesia,Mintalah petunjuk kepada allah Swt karena dia lah sebaik2nya pemberi Petunjuk.
Dan janganlah menjelek jelek kan calon yang tidak sesuai pilihan kita.Diam lebih baik dari pada menghujat dan menyebarkan Aib orang.

Tetaplah bersabar - Sesungguhnya Allah dekat dengan orang2 sabar.

LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH

Semoga tulisan ini bermanfaat,Sesungguhnya penulis tidaklah lebih baik dari Pembaca.karena sebaik2 nya manusia hanya allah yang mengetahui.
Jazakumullah khairan katsiran
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Disyam.
Penulis juga sedang belajar

Referensi Penulisan terpercaya ,insyaallah

Kategori

Kategori